fandhy bonthaink - cintaku hanya untukmu

Klik Download Untuk Miliki Lagu ini

Sabtu, 22 Januari 2011

Sex Pistols

Sebagai band yang paling radikal dari era 1970an, Sex Pistols menjadi ikon punk yang sangat berpengaruh dan dikenal luas. Meskipun dilarang berputar di radio, single mereka "God Save the Queen" meroket sampai ke posisi no. 2 dan dipercayai banyak pihak sebagai posisi no. 1 jika tidak diintervensi. Citra, musik dan lirik mereka yang vulgar namun penuh humor meninggalkan kesan yang dalam ke masyarakat melalui karir mereka yang sangat singkat. Nopember 2005, mereka dinobatkan ke Rock and Roll Hall of Fame namun mereka menolak untuk hadir dan mengirimkan sepucuk surat melalui faks yang memarahi kekomersilan institusi tersebut.
Steve Jones (vokal), Paul Cook (drum) dan Wally Nightingle (gitar) sebelumnya bermain dalam band The Strand dan sering bermain ke toko busana milik Malcolm McLaren yang saat itu bernama Let It Rock. Mengetahui McLaren mempunyai banyak koneksi dalam industri musik, Jones menawarkan dia untuk menangani bandnya namun McLaren tidak tertarik.
The Strand berganti nama dan anggota pada tahun 1975. Glen Matlock menggantikan posisi Wally Nightingale dan memegang bass, Steve Jones mengambil alih posisi gitar dan Johnny Rotten yang sering memakai t-shirt "I Hate Pink Floyd" dan sering nongkrong di toko yang sudah berubah nama menjadi SEX Boutique itu diajak beraudisi. Rotten membawakan "Eighteen" dari Alice Cooper dan dinyatakan lulus.
Malcolm McLaren kemudian setuju menangani band dan membuat sederetan nama – Le Bomb, Subterraneans, The Damned, Beyond, Teenage Novel dan QT Jones and his Sex Pistols. Akhirnya QT Jones dihilangkan dan Sex Pistols digunakan. Dibawah pengarahan McLaren, band memainkan musik sederhana berbasis chord seperti The New York Dolls dan The Ramones. McLaren memberikan Steve Jones gitar Les Paul yang pernah dipakai Sylvain Sylvain dari The New York Dolls dan Richard Hell dari Television. Keduanya adalah figur punk kota New York.
Sex Pistols memainkan gig pertama di St. Martin’s School of Art di London pada 6 Nopember 1975, dan dinyusul pertunjukan-pertunjukan di kampus dan art school selama 1975 dan 1976. Mereka pun mulai bermain di klub dan pub seperti 100 Club dan The Nashville. September 1976, mereka tampil dalam konser pertama diluar Inggris dalam acara pembukaan klub De Chalet Du Lac di Paris. Setelah itu, mereka menjalankan tur pertama Inggris dari September hingga Oktober, termasuk pertunjukan di penjara Chelmsford. Sex Pistols mulai menarik perhatian EMI.
Setelah mengambil bagian dari festival punk pertama di London di 100 Club, Oxford Street, Sex Pistols menandatangani kontrak dengan EMI. Single pertama mereka, "Anarchy in the UK", dirilis 26 Nopember 1976 dan langsung menjadi sebuah simbol kemarahan yang energetis. Meskipun ada yang beranggap band punk "tidak bisa" main, rekaman live pada saat itu menunjukan Sex Pistols merupakan band live yang mantap.
Setelah selesainya "Anarchy Tour" pada Desember 1976, EMI merasa Sex Pistols terlalu berbahaya untuk menampil di UK. Mereka membuatkan beberapa gig di Paradiso di Amsterdam pada Januari 1977 untuk Sex Pistols. Setelah mendapatkan publisitas negatif sekembali di bandara Heathrow, London, EMI melepaskan Sex Pistols. Gig Paradiso merupakan gig terakhir Sex Pistols dengan Glen Matlock. Matlock dipecat bulan Pebruari dengan alasan legendaris menyukai The Beatles, meskipun dalam wawancara tahun 2002 Steve Jones mengungkapkan alasan sebenarnya adalah Matlock terlalu sering mencuci kaki, sedangkan Matlock sendiri mengatakan perpecahan itu atas kemauan diri sendiri (mungkin karena tidak cocok dengan Johnny Rotten).
Matlock diganti Sid Vicious, teman Johnny Rotten dari The Flowers of Romance dan seorang penggemar besar Sex Pistols. Meskipun sangat terbatas kemampuan rmusiknya, Sid Vicous direkruit McLaren karena penampilan dan "attitude" punk-nya yang kental. Menurut biografi Sex Pistols England's Dreaming yang ditulis Jon Savage, amplifier Vicious selalu dimatikan sewaktu live dan kebanyakan rekaman bass dimainkan Steve Jones atau Glen Matlock, yang kembali menjadi musisi sessi. Sid Vicious pertama kali tampil dengan Sex Pistols pada 3 April 1977 di Screen on the Green, London.
Setelah ditendang EMI, Sex Pistols bergabung ke A&M Records pada 10 Maret 1977 dengan melakukan satu upacara diluar Buckingham Palace. Mereka kemudian berpesta ke kantor A&M, dimana ruang direktur dikotori Sex Pistols dengan sifat mereka yang vulgar. Akibatnya, A&M mengeluarkan Sex Pistols pada minggu berikutnya. Tanggal 12 Mei, Sex Pistols menandatangani kontrak ketiga dan final dengan Virgin Records, dengan perjanjian pengontrolan artistisme total oleh Virgin.
Bulan itu, Sex Pistols merilis single kedua "God Save the Queen", sebuah lagu yang menyerang keluarga kerajaan. "God Save the Queen" langsung dilarang putar di Radio 1 milik BBC, namun single tersebut mencapai no. 2 di beberapa chart UK meskipun ada chart yang mengosongkan posisi kedua mereka. Banyak pihak yang percaya dan menunjukan bukti bahwa single itu sebenarnya mencapai posisi no. 1, hanya diatur sedemikian rupa untuk menghindari pandangan negatif terhadap keluarga kerajaan. Sementara itu, Sex Pistols terus menghangatkan suasana dengan menyewakan sebuah kapal, melayar di sungai Thames dan melewati Westminster dan Houses of Parliament dengan penampilan live. Aksi diakhiri dengan kerusuhan. Kapal digerebek polisi meskipun mempunyai izin pertunjukan. Malcolm McLaren, anggota Sex Pistols dan semua orang yang berada dalam kapal ditahan. Peristiwa Sex Pistols ini dianggap berbagai pihak sebagai aksi yang menyenangkan dan cara publisitas yang hebat, tapi ada pihak yang tidak dapat menerimanya terutama kaum pro-royalist yang tidak menanggapi humor yang dilontarkan Sex Pistols. Mereka menyerang para penonton. Johnny Rotten dilukai geng Teddy Boys diluar Pegasus pub sehingga tur Scandinavia ditunda. Tur Inggris selanjutnya pun dilakukan secara rahasia dengan slogan SPOTS (Sex Pistols On Tour Secretly) untuk menghindari pembatalan dari pihak berwajib.
Single-single awal Sex Pistols dikumpul bersama dan dijadikan album pertama mereka, Never Mind the Bollocks Here's the Sex Pistols, yang dirilis 28 Oktober 1977. Sampul album yang mengandung kata "bollock" menimbulkan masalah. Satu toko di Nottingham dituntut karena memajangkan album tersebut di kaca, sampai akhirnya profesor bahasa dari University of Nottingham diundang untuk membuktikan kata "bollock" tersebut hanya dalam konteks "omong kosong", bukan slang buah zakar pria.
Pertunjukan terakhir Sex Pistols di UK diadakan di Ivanhoe's, Huddersfield pada hari Natal 1977, untuk kepentingan anggota pemadam kebakaran yang sedang melakukan aksi mogok kerja. Rencana tur ke Amerika yang dimulai dengan penampilan di Saturday Night Live tidak dapat dilakukan berhubung keterlambatkan mendapatkan paspor yang diakibati pelanggaran hukum anggota Sex Pistols. Elvis Costello berangkat menggantikan mereka.
Awal 1978, tur ke AS kembali dikoordinisir Malcolm McLaren. Tur yang berlangsung dua minggu itu kacau balau akibat perencanaan yang tidak matang. Sid Vicious dipukuli bodyguard yang seharusnya menjaga dia, Johnny Rotten jatuh sakit dan pertunjukan dikecewai oleh sound system yang jelek dan audiens yang hostil. Pada akhir show di Winterland, San Francisco, Rotten yang sudah disilusi menanyakan audiens sebuah pertanyaan yang terkenal dikalangan punk, "Ever get the feeling you've been cheated?", sebelum meninggalkan panggung. Rotten mengumumkan pembubaran Sex Pistols. McLaren, Paul Cook dan Steve Jones berangkat berlibur ke Brazil dan Sid Vicious berangkat ke New York, meninggalkan Rotten sendirian di Amerika tanpa tiket pesawat. Akhirnya Warner Brothers membayar tiket Rotten ke London dan mengontrak dia sebagai artis solo.
Musim panas 1978, Steve Jones dan Paul Cook membantu Malcolm McLaren membuat film dan soundtrack The Great Rock `n` Roll Swindle, yang merupakan karya fiktif McLaren atas sejarah Sex Pistols. Jones dan Cook merekam beberapa track tanpa Rotten.
Setelah Sex Pistols bubar, Johnny Rotten kembali menggunakan nama aslinya John Lydon dan membentuk Public Image Ltd (PIL). PIL dikontrak Virgin untuk UK dan Warner Brothers untuk AS. Sid Vicious menetap di New York menjadi artis solo dan merekam sebuah album. Dia ditahan Oktober 1978 atas tuduhan membunuh pacarnya Nancy Spungen di New York City dan meninggal pada Pebruari 1979 dari overdosis heroin sebelum kasusnya disidangkan. Steve Jones dan Paul Cook membentuk The Professionals dengan sound yang mirip dengan rekaman Pistols pasca Rotten. The Professionals disfungsi setelah kecelakaan mobil yang melukai beberapa anggota band. Malcolm McLaren kemudian menangani Adam and the Ants dan Bow Wow Wow dan sempat membuat beberapa hits atas namanya sendiri

Tidak ada komentar: